Artificial intelligence atau Kecerdasan Buatan atau yang biasa disingkat AI adalah kepandaian komputer untuk memprediksikan atau membayangkan kemungkinan kejadian kedepan. Prediksi tersebut dipersembahkan kepada manusia bisa dalam bentuk grafik, gambar ataupun angka angka.
Proses prediksi ini bersumber dari kejadian sebelumnya yang telah diketahui oleh komputer, kemudian dengan proses pembelajaran tersebut, komputer dengan kemampuan komputasinya akan memperkirakan bentuk kejadian kedepan.
Dalam dunia fotograpi, AI dipergunakan untuk memperbaiki hasil tampilan, mempercantik bahkan akan memberikan hasil tampilan lain diluar ekspektasi fotograper itu sendiri.
Sebagaimana dilansir dari situs https://www.kompas.id yang berjudul “Berdampingan dan Berkembang dengan AI” diceritakan beberapa orang seniman fotograper yang memanfaatkan AI sebagai alat mereka bekerja.
Bowo (41), seorang penggemar fotografi yang tinggal di Kota Tangerang, melihat AI sebagai sarana baru untuk berkarya. Bowo mengamati bahwa karya fotografi murni kurang diminati dikoleksi sehingga dia mencoba membuat rekayasa imaji foto dengan sebuah aplikasi AI. Hasilnya, karya ”separuh” fotografi tersebut laku dan dengan setengah bergurau Bowo mengatakan bahwa hasil penjualan karyanya bisa untuk membayar tagihan listrik bulanan di rumahnya.
Lain Bowo, Lain pengalaman Ronny. Ronny Buol (49), jurnalis dan penggiat image generator ”midjourney” yang tinggal di Manado. Ronny mencontohkan bahwa dirinya mendapat pesanan dari sebuah event organizer besar di Manado untuk meng-generate karakter orang-orang menggunakan AI.
Hasil dari generate AI tersebut kemudian ditampilkan sebagai background ataupun ditampilkan dalam video dalam sebuah acara. Dan klien yang memesan tersebut sangat puas dengan hasil generate AI ini.
Pengajar mata kuliah fotografi dan Dekan Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Dr Irwandi mengatakan bahwa dalam bidang fotografi, kecerdasan buatan telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas gambar, mempercepat proses editing, dan memungkinkan pengenalan obyek yang lebih cepat dan akurat. Ke depannya, dengan semakin berkembangnya teknologi kecerdasan buatan, kemungkinan adanya inovasi baru dalam bidang fotografi semakin terbuka lebar. Manusia akan sangat terbantu oleh perkembangan AI.
Namun, perlu diingat pula bahwa penggunaan teknologi ini juga memiliki beberapa peluang risiko, misalnya masalah privasi atau kemungkinan kesalahan dalam pengenalan obyek yang dapat memengaruhi hasil foto yang ditampilkan. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan dan pengaturan yang ketat dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam bidang fotografi. ”Kita berada dalam lautan imaji realistik. Masyarakat harus lebih cerdas daripada kecerdasan buatan dan harus mampu membedakan serta menempatkan antara hasil kecerdasan buatan dan kecerdasan tulen manusia dalam menjalani hidup” ungkap Dr Irwandi.
Penulis : Bahri Devi, Pernah kuliah S2 Jurusan Kecerdasan Buatan di Bina Nusantara Universiti.